Selain negara-negara belahan Amerika Latin yang terkena dampak langsung El- Nino, Indonesia dan negara di kawasan Asia Tenggara juga akan mengalami dampak hebat El-Nino. Salah satu gejala yang merupakan ciri efek dari El-Nino ditandai dengan meningkatnya tekanan udara di atas Indonesia dan Samudra Hindia. Dampak ini khususnya bagi Indonesia adalah musim kering yang berkepanjangan serta kebakaran lahan dan hutan yang makin meluas.
Fenomena El-Nino dan La-Nina
Apa yang dimaksud dengan cuaca dan iklim?
Cuaca dan iklim merupakan dua kondisi yang hampir sama tetapi berbeda pengertian khususnya terhadap kurun waktu.
Cuaca
Cuaca merupakan bentuk awal yang dihubungkan dengan penafsiran dan pengertian akan kondisi fisik udara sesaat pada suatu lokasi dan suatu waktu.
Iklim
Iklim merupakan kondisi lanjutan dan merupakan kumpulan dari kondisi cuaca yang kemudian disusun dan dihitung dalam bentuk rata-rata kondisi cuaca dalam kurun waktu tertentu (Winarso, 2003).
Menurut Rafi’i (1995) Ilmu cuaca atau meteorologi adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji peristiwa-peristiwa cuaca dalam jangka waktu dan ruang terbatas, sedangkan ilmu iklim atau klimatologi adalah ilmu pengetahuan yang juga mengkaji tentang gejala-gejala cuaca tetapi sifat-sifat dan gejala-gejala tersebut mempunyai sifat umum dalam jangka waktu dan daerah yang luas di atmosfer permukaan bumi.
Trewartha and Horn (1995) mengatakan bahwa iklim merupakan suatu konsep yang abstrak, dimana iklim merupakan komposit dari keadaan cuaca hari ke hari dan elemen-elemen atmosfer di dalam suatu kawasan tertentu dalam jangka waktu yang panjang. Iklim bukan hanya sekedar cuaca rata-rata, karena tidak ada konsep iklim yang cukup memadai tanpa ada apresiasi atas perubahan cuaca harian dan perubahan cuaca musiman serta suksesi episode cuaca yang ditimbulkan oleh gangguan atmosfer yang bersifat selalu berubah, meski dalam studi tentang iklim penekanan diberikan pada nilai rata-rata, namun penyimpangan, variasi dan keadaan atau nilai-nilai yang ekstrim juga mempunyai arti penting.
Trenberth, Houghton and Filho (1995) dalam Hidayati (2001) mendefinisikan perubahan iklim sebagai perubahan pada iklim yang dipengaruhi langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia yang merubah komposisi atmosfer yang akan memperbesar keragaman iklim teramati pada periode yang cukup panjang. Menurut Effendy (2001) salah satu akibat dari penyimpangan iklim adalah terjadinya fenomena El-Nino dan La-Nina. Fenomena El-Nino akan menyebabkan penurunan jumlah curah hujan jauh di bawah normal untuk beberapa daerah di Indonesia. Kondisi sebaliknya terjadi pada saat fenomena La-nina berlangsung.
Cuaca dan iklim muncul setelah berlangsung suatu proses fisik dan dinamis yang kompleks yang terjadi di atmosfer bumi. Kompleksitas proses fisik dan dinamis di atmosfer bumi ini berawal dari perputaran planet bumi mengelilingi matahari dan perputaran bumi pada porosnya. Pergerakan planet bumi ini menyebabkan besarnya energi matahari yang diterima oleh bumi tidak merata, sehingga secara alamiah ada usaha pemerataan energi yang berbentuk suatu sistem peredaran udara, selain itu matahari dalam memancarkan energi juga bervariasi atau berfluktuasi dari waktu ke waktu (Winarso, 2003). Perpaduan antara proses-proses tersebut dengan unsur-unsur iklim dan faktor pengendali iklim menghantarkan kita pada kenyataan bahwa kondisi cuaca dan iklim bervariasi dalam hal jumlah, intensitas dan distribusinya.
Apakah yang dimaksud dengan El-Nino dan La-Nina?
Telah disebutkan sebelumnya bahwa fenomena El-Nino dan La-Nina merupakan salah satu akibat dari penyimpangan iklim. El-Nino, menurut sejarahnya adalah sebuah fenomena yang teramati oleh para penduduk atau nelayan Peru dan Ekuador yang tinggal di pantai sekitar Samudera Pasifik bagian timur menjelang hari natal (Desember). Fenomena yang teramati adalah meningkatnya suhu permukaan laut yang biasanya dingin. Fenomena ini mengakibatkan perairan yang tadinya subur dan kaya akan ikan (akibat adanya upwelling atau arus naik permukaan yang membawa banyak nutrien dari dasar) menjadi sebaliknya. Pemberian nama El-Nino pada fenomena ini disebabkan oleh karena kejadian ini seringkali terjadi pada bulan Desember. El-Nino (bahasa Spanyol) sendiri dapat diartikan sebagai “anak lelaki”. Di kemudian hari para ahli juga menemukan bahwa selain fenomena menghangatnya suhu permukaan laut, terjadi pula fenomena sebaliknya yaitu mendinginnya suhu permukaan laut akibat menguatnya upwelling. Kebalikan dari fenomena ini selanjutnya diberi nama La-Nina (juga bahasa Spanyol) yang berarti “anak perempuan”. Fenomena ini memiliki periode 2-7 tahun.
Bagaimana penyimpangan ini terjadi?
Fenomena ini akan menyebabkan penurunan dan peningkatan jumlah curah hujan untuk beberapa daerah di Indonesia. Dampak dari fenomena El-Nino menyebabkan penurunan jumlah curah hujan musim hujan, musim kemarau, awal musim kemarau lebih cepat dan awal musim hujan lebih lambat. Berbeda dengan El-Nino, pada saat fenomena La-Nina berlangsung akan meningkatkan jumlah curah hujan tahunan sekitar 50 mm dari curah hujan rata-rata normal, dimana saat bulan Desember, Januari dan Februari curah hujan meningkat sangat nyata. La-Nina berpengaruh nyata terhadap peningkatan jumlah curah hujan pada musim kemarau dari pada jumlah hujan pada saat musim hujan. Pengaruh fenomena El-Nino terhadap hujan di Indonesia sangat beragam. Pengaruh El-Nino kuat pada daerah yang berpola hujan moonson, lemah pada daerah berpola hujan equatorial dan tidak jelas pada daerah dengan pola hujan lokal.
El-Nino akan terjadi apabila perairan yang lebih panas di Pasifik tengah dan timur meningkatkan suhu dan kelembaban pada atmosfer yang berada di atasnya. Kejadian ini mendorong terjadinya pembentukan awan yang akan meningkatkan curah hujan di sekitar kawasan tersebut. Bagian barat Samudra Pasifik tekanan udara meningkat sehingga menyebabkan terhambatnya pertumbuhan awan di atas lautan bagian timur Indonesia, sehingga di beberapa wilayah Indonesia terjadi penurunan curah hujan yang jauh dari normal.
Suhu permukaan laut di Pasifik tengah dan timur menjadi lebih tinggi dari biasa pada waktu-waktu tertentu, walaupun tidak selalu. Keadaan inilah yang menyebabkan terjadinya fenomena La-Nina. Tekanan udara di kawasan equator Pasifik barat menurun, lebih ke barat dari keadaan normal, menyebabkan pembentukkan awan yang lebih dan hujan lebat di daerah sekitarnya.
Bagaimana kita memantau El Nino dan reaksi atmosfera?
Parameter-parameter yang digunakan untuk memantau El Nino dan reaksi atmosfera adalah suhu permukaan laut di kawasan Lautan Pasifik, suhu di bawah permukaan lautan pada kedalaman 150m, keadaan awan serta corak hujan yang luar biasa.
Penyimpangan iklim mungkin akan, sedang atau telah terjadi bila dilihat lebih jauh dari kondisi cuaca dan iklim yang terjadi saat ini.
Apa penyebab peristiwa ini?
Eksploitasi lingkungan yang menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan serta pertambahan jumlah penduduk bumi yang berhubungan secara langsung dengan penambahan gas rumah kaca secara global akan meningkatkan variasi tersebut. Keadaan seperti ini mempercepat terjadinya perubahan iklim yang mengakibatkan penyimpangan iklim dari kondisi normal.
Dampak fenomena El-Nino dan La-Nina:
Dengan kata lain dalam fenomena El-nino ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan karena dengan waktu siang yang panas dan waktu sore yang hujan, karena perbedaan suhu yang spontan berubah otomatis kesehatan manusia juga mudah terganggu. El Nino dan La Nina juga merupakan efek dari peningkatan GRK yg juga mempengaruhi suhu udara. karena iklim global sudah di pengaruhi oleh GRK, maka sudah sewajaranya kita menjaga kesehatan sebagai bentuk proses adaptasi kita menghadapi efek rumah kaca
El-Nino menimbulkan serangkaian dampak lingkungan berskala global; seperti kenaikan suhu rata-rata permukaan bumi dan efek musim kemarau yang lebih kering dan berkepanjangan. Salah satu gejala yang merupakan ciri efek dari El-Nino ditandai dengan meningkatnya tekanan udara di atas Indonesia dan Samudra Hindia. Dampak ini khususnya bagi Indonesia adalah musim kering yang berkepanjangan serta kebakaran lahan dan hutan yang makin meluas. Pernah terjadi di Indonesia salah satu dampak dan akibat dari El-Nino, yaitu kebakaran hutan pada 1997-1998. Dengan akibat lainnya yang merupakan bencana. Asap akibat kebakaran membuat sebagian besar wilayah Asia Tenggara berkabut hingga beberapa bulan.
Sumber :
Winarso, P.A, [1999], Pengaruh gejala alam El Nino dan La Nina terhadap variabilitas
iklim di Indonesia, Makalah disajikan dalam Lokakarya “ Kita dan Perubahan
Iklim Global: Kasus El Nino dan La Nina”, Akademi Ilmu Pengetahuan
Indonesia, Jakarta, 18-19 Mei 1999.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar